Antara Radja Nainggolan, Seri A, Belgia dan PSSI

Sebuah ironi dalam sepak bola Indonesia bisa di ibaratkan punguk merindukan bulan...

[caption id="attachment_576" align="alignleft" width="298"] Radja Nainggolan berkostum Marah[/caption]

Suatu hari kebetulan di kota Maumere telah dibuka TB. Gramedia (tepatnya 16 Maret 2010) menarik rasa penasaran saya untuk mampir dan mencari bacaan..entah buku atau apapun yang bisa dibaca..sambil melihat-lihat pajangan toko buku ini mata saya tertuju pada rak majalah dan tabloid. Kebetulan sekali yang paling menonjol adalah tabloid olahraga sepak bola (soccer). Tanpa basi-basi langsung saya ambil dan membayar di kasir...lalu pulang. Dirumah setelah membolak-balik tabloid tersebut mata saya langsung tertuju pada sebuah artikel pada halaman Liga Italy (Seri A). sebuah tulisan profil dari seorang pemain muda yang namanya sangat femiliar dengan nama Indonesia..Radja Nainggolan. Tanpa malu-malu saya langsung mengutip Lead pada tulisan tersebut: Pemain berdarah Indonesia ini akhirnya bisa tampil di pentas paling elite sepak bola Italia. Dia punya pesan khusus buat pemain muda di Indonesia.

Perempatan Emas Yang Sekarat

[caption id="attachment_567" align="alignnone" width="190"]Perempatan Emas Yang Sekarat Kades Aibura:Bona Kowan[/caption]

MaumereNews_Konon istilah atau term “perempat emas” seperti halnya segitiga emas mengadung arti strategis dan menguntungkan. Perempat emas merupakan tempat dan peluang yang menjanjikan dan menawarkan suatu keuntungan atas sebuah transaksi jasa. Di sana tersedia sejumlah sumber daya seperti modal (bank, koperasi), barang (toko, ruko, swalayan), serta kompetensi sumberdaya manusia (jasa ketrampilan) yang dapat menjawabi kebutuhan para pengguna jasa/pelanggan secara mudah, aman dan saling menguntungkan.
Lain halnya kalau term di atas digunakan untuk sebuah lokasi judi. Istilah ini diberikan oleh Kepala Desa Aibura Kecamatan Waigete, Bona Kowan Kornelis kepada maumereOnLine.

MENELUSURI JEJAK NAMA KERAJAAN KANGAE

Longginus Diogo, (Kisah Kerajaan Tradisional KangaE AradaE Nian Ratu Tawa Tana, 27/02/2009), menjelaskan bahwa Kerajaan KangaE AradaE adalah sebuah kerajaan tradisional di Nuhan Ular Tana Loran (di tengah pulau ular ; Nuhan Ular sebutan terhadap Pulau Flores), lahir dari sebuah kepurbakalaan sebagai roh kehidupan awal.

Kenyataan ini tersirat pada kisah tradisi lisannya (oral tradisional) atau dalam bahasa Krowe disebut “ Duan Moan Latung Lawang “ yang artinya kisah (cerita turun temurun dari orang tua) tentang pemimpin dan peristiwa masa lampau yang dituturkan dalam bentuk puisi.

SEKILAS KERAJAAN KANGAE

Kerajaan KangaE AradaE adalah sebuah kerajaan tradisional yang mempunyai “Olang Bekor” (tempat asal usul) di wilayah Meken Detun Wololaru Poma Pihak Watu Daring Mei Erin Blata Tatin, tepatnya di Nuhan Ular Tana Loran (ditengah Pulau Flores, Kabupaten Sikka minus Wilayah Muhan, Lio dan PaluE plus Hewa).
Kerajaan KangaE AradaE didirikan oleh Moan Bemu Aja, seorang keturunan Rae Raja asal Bangladesh yang mengungsi ke Sumatera. Pada tahun 900 an, Moan Bemu Aja adalah salah seorang yang ikut serta dalam armada Raja Bala Putra Dewa dari Kerajaan Sriwijaya. Armada ini dalam perjalanannya terdampar di Soda Otang Watumilok dan untuk sementara waktu mereka terpaksa mendiami Watumilok.

MENGENANG SEABAD PASAR "GO LIE TING" (Geliting)

nianalok

Maumere_ Sabtu, 27 Februari 2010, menelusuri catatan sejarah perihal asal muasal pasar Go Lie Ting tidaklah mudah, apalagi perjalanan sejarah itu sudah berlangsung seabad lalu. Sebagai orang muda yang mau belajar dari catatan sejarah, kami mencoba untuk menemui tokoh lokal di Kecamatan Kewapante.