PULAU ULAR NAGA SAWARIA

[caption id="attachment_990" align="alignleft" width="117"] Longginus Diogo[/caption]

Pulau Ular Naga Sawaria adalah Sebuah nama pulau yang asing bagi masyarakat Indonesia, karma nama ini tidak ada dalam gugusan kepulauan Indonesia. Namun masyarakat Etnis Krowe memiliki kisah tradisi lisan (oraltradition) atau dalam bahasa Krowe disebut Duan Moan Latung Lawang yang mengisahkan kejadian Pulau Ular Naga Sawaria itu. Naruk Duan Moan Latung Lawang artinya kisah tentang peristiwa sejarah dan pemimpin masa lampau yang dituturkan secara puitis. Duan Moan Latung Lawang ini merupakan warisan budaya, yang diteruskan secara turun-temurun dalam garis keturunan suatu suku / marga. Antara lain warisan budaya kisah tradisi lisan dari Lepo Meken Bemu Aja di Meken Detun Wololaru Poma Pihak Watudaring Mei Erin Blata Tatin, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka yang diterjemahkan sebagai berikut :

[caption id="attachment_993" align="alignright" width="300"] peta Kab. Sikka[/caption]

Pada awal mula di zaman purbakala
Ketika bumi ini belum tercipta
Alam jagat raya ini hanya diliputi air belaka
Dan berawal dari batu wadas di dasar air
Di kedalaman perut bumi yang kokoh bagai baja
Bertumbuh kembanglah terumbu karang
Dari wadas di kedalaman dasar air itu.
Namun masih terlihat ombang ambing
Tampak masih timbul dan tenggelam
Bagaikan belahan tempurung yang hanyut
Tampak melintang bagai bangkai seekor ular yang mati
Bagaikan seekor Ular Besar –Ular Naga Sawaria
Airpun mengalir memisahkan diri
Tampak gunung batu karang
Namun masih terombang-ambing
Timbul lalu tenggelam lagi
Dan datanglah Ayahhanda Burung Garuda
Membawa tanah dari matahari
Dikibas-kibasnya ke gunung karang Ilin Goran
Lalu datang pula Ibunda Rajawali
Membawa batu-batu dari bulan
Batu-batu itu ditumpuk susun pada tanah
Dan bumi pun matang bagai buah pisang tua
Dan tanah pun mengeras bagai batang “ OA “

Terjadilah 7 buah sungai, yang diapit delapam bukit
Dan terjadilah PULAU ULAR NAGA RAKSASA.
Demikian sebuah kisah legendaris tentang kejadian Pulau Ular Naga Sawaria, sebuah pulau yang bentuknya seperti seekor Ular Naga Raksasa. Pulau ini berasal dari terumbu karang yang tumbuh dari wadas yang berada di bawah kedalaman pusat perut bumi. Dan di kedalaman pusat perut bumi itu, para leluhur meyakini adanya INA NIAN TANA WAWA (IBU BUMI) sebagai SANG PENCIPTA. Pulau karang itu disirami dengan tanah yang berasal dari matahari dan ditumpuk susun dengan batu yang berasal dari bulan. Para Leluhur Etnis Krowe juga meyakini adanya AMA LERO WULAN RETA (BAPAK LANGIT), sebagai SANG PENGUASA DAN BUMI. Kisah legendaris ini makna simbolis, bahwa alam jagat raya ini adalah Cipataan Tuhan Yang Maha Esa dan dipelihara oleh Allah Yang Maha Kuasa.

TRAGEDI KM TERSANJUNG: 2 KORBAN DITEMUKAN LAGI

[caption id="attachment_1048" align="alignnone" width="300"] Tim Pencari Korban KM tersanjung saat menyisiri Pantai Utara Ndondo (Kab. Ende) Sabtu 23/10/2010.[/caption]

Maumere, Setelah melakukan pencarian lebih dari dua hari tim pencari korban KM Tersanjung akhirnya menemukan 12 tubuh korban pada minggu 24 Oktober 2010 dan langsung dievakuasi ke RSUD TC. Hillers Maumere hingga pukul 21.00 Wita.

PENCARIAN TERHADAP KORBAN 'TERSANJUNG' TERUS DILAKUKAN

[caption id="attachment_1042" align="alignnone" width="300"] Alexander Gapun[/caption]

Maumere, Usaha pencarian terhadap korban kapal motor Tersanjung yang tenggelam di Tanjung Watu Manuk sekitar 50km dari arah Barat Kota Maumere masih terus dilakukan. Tim pencari korban yang terdiri dari gabungan SAR, Tagana, DKP dan Polair dari Polres Sikka hari ini Minggu 24 Oktober 2010 kembali menyisiri wilayah pantai Utara Barat perairan Kota baru-Ndondo (kabupaten Ende). Sehari sebelumnya Sabtu 23 Oktober 2010 tim pencari korban yang bergerak dari pagi jam 06.00wita menyusuri Tanjung Watu Manuk, Pulau Sukun, Pulau Pemana hingga ke Ndondo baru kembali pukul 18.00Wita dengan tangan hampa. Tim pencari yang dibentuk menjadi tiga ini (Polair, SAR, DKP) kembali ke Maumere mengisi kembali bahan bakar dan perbekalan untuk pencarian berikutnya.

KM TERSANJUNG TENGGELAM, 22 DIPERKIRAKAN HILANG



Maumere, Sebanyak 22 org penumpang dari total 66org penumpang kapal motor Tersanjung masih dinyatakan hilang dan belum di temukan, demikian informasi terbaru yang dikeluarkan Posko Badan Penanggulanagn Bencana Alam Kabupaten Sikka, Sabtu, 23 Oktober 2010 jam 13.00.
informasi ini disampaikan berkaitan kasus tenggelamnya kapal Motor Tersanjung yang menggangkut penumpang dari pulau Palue (kec. Palue) menuju maumere (ibu Kota Kab. Sikka) pada hari Jumad 22 Oktober 2010 jam 10.00 pagi waktu setempat.
Kapal Motor Tersanjung yang tenggelam di Tanjung Watu Manuk, 50 KM arah Utara Barat Kota Maumere diperairan perbatasan antara Kecamatan Palue (kab. Sikka) dan Kabupaten Ende pada pukul 11.05 wita hari Jumad 22 Oktober 2010. Kapal motor Tersanjung yang diberangkatkan dari Uwa- Pulau Palue pada hari yang sama pukul 10.00 wita diterjang gelombang dan puting beliung yang mengakibatkan patah baling-baling dan keseimbangan kapal kemudian tenggelam.
Penumpang dan awak kapal yang seluruhnya berjumlah 66 org yang berusaha menyelamatkan diri dibantu oleh sebuah perahu nelayan yang berasal dari Waturia-Maumere yang sedang berlayar ke arah Pulau Palue. Sementara itu sebagian penumpang terdampar di pantai Aimau dan Aiwora Kecamatan Maurole Kabupaten Ende dan sementara di tampung dirumah penduduk setempat dan Asrama Susteran Ndondo.. Sekitar pukul 22.00 wita tim dari BPBD (Badan Pengulanggan Bencana Daerah ), Dinas Sosial dan Nakertrans, Tagana dan SAR dikirim ke lokasi.
Sementara itu dari informasi terbaru yang diperoleh melalui Posko BPBD dilaporkan sebanyak 44 org penumpang selamat dibawa ke Maumere 36 org, dimana 32 org masih dirawat di RSUD TC Hillers Maumere dan 4 Org diperbolehkan pulang, sisanya 8 org yang selamat telah berada di Palue.
Pemerintah Kabupaten Sikka saat ini telah mengambil beberapa langkan penangganan dengan melakukan koordinasi dengan beberapa pihak seperti RSUD TC. Hillers, Kepolisian, SAR, PMI dan Dinas Kesehatan dengan koordinasi langsung dibawah Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sikka. Dalam rapat koordinasi yang digelar siang jam 11.00 wita dipimpin oleh Asisten I Setda Kabupaten Sikka Kornelius Ngala dan Asisten II, Ir. Blasius Pedor dengan dihadiri beberapa pimpinan Dinas, Direktur RSU, Pihak Kepolisian dan instansi terkait membahas beberapa langkah strategis untuk ditempuh termasuk menghadapi kendala teknis di lapangan. Seperti kurangnya mobil ambulance dan fasilitas komunikasi. (Top)

Daftar Nama Korban Selamat

1.Sisilia Laju 50Thn/Nangahure/Rawat Jalan
2.M. Goreti Noe 35Thn/Ds. Rogakoe - Palue/RS - R. Flamboyan
3.Emilianus Smason 30Thn/Aibura/RS - R. Dahlia
4.Maria Sabu 64 Thn/Kampung Nara/Rawat Jalan
5.Marni 15Thn/Pensip/RS - R. Mawar
6.Fatima 32Thn/Madawat - PU/RS - R. Mawar
7.Avita Bura 19Thn/Hubit-Ds. Aibura/RS - R. Flamboyan
8.Mathilde Nara Ita 27ThnWairkoja-Ds. Aibura/RS - R. Flamboyan
9.Alfridus Nero 32Thn/Palue/Rawat Jalan
10.Agustinus Ferdinandus 33Thn/Madawat-Dpn. Kantor Agama/Rawat Jalan
11.Marianto Tongge 20Thn/Nitung/ Palue/Rawat Jalan
12.Rm. Arnold Ladjar 47 Thn Kloangrotat Rawat Jalan
13.Rm. Silvester Oba 42 Thn Paroki Bola Rawat Jalan
14.Editah 28 Thn Larantuka (Polisi) RS - R. Flamboyan
15.Marserano 1Thn Larantuka RS - R. Flamboyan
16.Alfonsus Langga 26 Thn Larantuka Rawat Jalan
17.Alexander Gapun 43 Thn Aibura Rawat Jalan
18.Arnoldus Adi Sucipto 25 Thn Wolokoli Rawat Jalan
19.Bartolomeus Endi 31 Thn Biket Rawat Jalan
20.Paskalis Silvester 42 Thn Mudung/ Aibura Rawat Jalan
21.Albert Mie 23 Thn Palue Rawat Jalan
22.Theresia Tia 37 Thn Ds. Rokirole Rawat Jalan
23.Maria Kristina 19 Thn Kebon Rawat Jalan
24.Maria Immakulata 19 Thn Kebon Rawat Jalan
25.Krtistoforus Wangga 19 Thn Palue Rawat Jalan
26.Riki Rikardus Toka 26 Thn Palue Rawat Jalan
27.Maria Finajuken 14 Thn Koa Rawat Jalan
28.Marta Meti 31 Thn Koa Rawat Jalan
29.Maria Lano 28 Thn Koa Rawat Jalan
30.Firdaus Rewak Buran 32 Thn Centrum Rawat Jalan
31.Elfaristo Esili 18 Thn Kabor Rawat Jalan
32.Sandi Gapun 43 Thn Rawat Jalan.(Sumber: RSUD TC.Hillers)

BELIS PEMICU KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Maumere, Dewasa ini kekerasan terhadap perempuan semakin marak dan meluas. Banyak kalangan mencemaskan keadaan ini dan mempertanyakan apa sebenarnya yang menjadi faktor pemicu timbulnya berbagai kekerasan dalam rumah tangga khususnya di kabupaten Sikka. Salah satu faktor penyebabnya adalah budaya belis.
Demikian Koordinator Divisi Perempuan TruK-F Sr. Eustochia, SSps ketika membuka seminar Sehari bertemakan Budaya Belis dan Perempuan di Aula Muspas LK3I Jalan Soekarno-Hatta no.7 Maumere Flores NTT Rabu, (15/09/2010)

IKLIM USAHA SEHAT JIKA DIDUKUNG PEMERINTAHAN YANG BAIK

Maumere, Berbicara mengenai usaha yang sehat sudah merupakan komitmen Nasional yang harus dijalankan pada semua lini pada tingkat pemerintahan mulai dari pusat sampai ke daerah. Hal tersebut bukan adanya regulasi Undang – Undang nomor 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat maupun Keppres nomor 80 tahun 20003 yang sudah dicabut dan diganti dengan PERPRES Nomor 54 tahun 2010 dan lebih dari itu keharusan untuk menjaga iklim usaha secara sehat karena dewasa ini tuntuntutan terhadap kepemerintahan yang baik dalam pelaksanaan administrasi publik.

Nelayan Semparong pulang dari Timor Leste

[caption id="attachment_1018" align="alignleft" width="300"] Nadimin cs di temani staf dinas Sosial Kab. Sikka saat betemu dengan Wakil Bupati Sikka dr. Wera Damianus MM[/caption]

Maumere, Nadimin dan delapan orang rekan nelayannya asal Desa Semparong Kecamatan Alok Kab. Sikka akhirnya kembali tiba di Maumere pada 01 Oktober 2010 setelah ditahan dan diadili oleh pengadilan negara Timor Leste karena memasuki perairan Timor Leste secara legal. Nadimin cs di tangkap Polair Timor Leste pada 16 September 2010 lalu dan diajukan ke pengadilan dua hari kemudian. Beruntung, nasib Nadimin dan teman-temannya diputus bebas dan tidak terbukti bersalah. Atas kebaikan pengadilan Dili, Nadimin cs akhirnya di kembalikan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dili kemudian dipulangkan melalui Kupang dan tiba di Maumere.