Tampilkan postingan dengan label kerajaan sikka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kerajaan sikka. Tampilkan semua postingan

BEMU AJA PENDIRI KERAJAAN KANGAE – ARADAE

[caption id="attachment_990" align="alignleft" width="120"] Longginus Diogo[/caption]

Kisah tradisi lisan warisan budaya Lepo Meken menuturkan kisah Moan Bemu Aja seorang keturunan dari Moan RaE Raja asal Buanggala (Benggala = Bangladesh). Moan Bemu Aja terdampar di soda Otang Watumilok. Sebuah Nuba Nunga milik Wolon Meken Detun.
Kisah itu tertuang dalam syair – syair adat berikut ini :

1. Wake Ratu Puku Nulu =Kuangkat Ratu perdana
Ama Raja Bano Wao =Ayahanda Raja Pemula
Ama Moan Bemu Aja =Ayahanda Bemu Aja
Ama RaE Raja Nian =Ayah dari buminya RaE Raja
Ratu Mitan Tawa Tana =Ratu pribumi asal -tanah
Meken Detun Wololaru =Meken Detun Wololaru
KangaE AradaE =KangaE AradaE

SEKILAS KERAJAAN KANGAE

Kerajaan KangaE AradaE adalah sebuah kerajaan tradisional yang mempunyai “Olang Bekor” (tempat asal usul) di wilayah Meken Detun Wololaru Poma Pihak Watu Daring Mei Erin Blata Tatin, tepatnya di Nuhan Ular Tana Loran (ditengah Pulau Flores, Kabupaten Sikka minus Wilayah Muhan, Lio dan PaluE plus Hewa).
Kerajaan KangaE AradaE didirikan oleh Moan Bemu Aja, seorang keturunan Rae Raja asal Bangladesh yang mengungsi ke Sumatera. Pada tahun 900 an, Moan Bemu Aja adalah salah seorang yang ikut serta dalam armada Raja Bala Putra Dewa dari Kerajaan Sriwijaya. Armada ini dalam perjalanannya terdampar di Soda Otang Watumilok dan untuk sementara waktu mereka terpaksa mendiami Watumilok.

TAHUN 2010 PASAR GELITING MENCAPAI USIA 100 TAHUN

DSC 0200
PASAR, dalam bahasa Sikka disebut Regang. Arti harafiahnya bertemu. Istilah kata ini bermakna pertemuan antara penjual dan pembali. Lebih dalam dari itu ada sebuah ungkapan tentang bentuk interaksi social dalam kehidupan bermasyarakat untuk merekatkan kebersamaan, persaudaraan, dan rasa kekeluargaan. Itulah makna dan manfaat pasar tempo doeloe yang masih dirasakan hingga sekarang.

Suku Bajo:Tali Kerukunan untuk Sikka

[caption id="attachment_340" align="alignnone" width="229"] Rumah Panggung, bentuk rumah suku bajo yang dapat di temui di kampung Wuring. (foto:topan)[/caption]

Tidak banyak warga kabupaten Sikka yang tahu mengenai penyebaran suku Bajo di kabupaten Sikka. Tim redaksi maumere OnLine pun belum menemukan sumber pustaka yang cukup pasti menyebutkan kapan suku Bajo ini untuk pertama kali mendiami nian Alok. Raja Sikka, Don Thomas (1920-1942) yang memindahkan ibunegeri kerajaan Sikka ke Maumere memberi tempat khusus bagi warga Bugis dan Tionghoa untuk bermukim di pesisir pantai Maumere.