Kelulusan UN Kabupaten Sikka 18 Persen



Hasil kelulusan Ujian Nasional Kabupaten Sikka menurun sangat tajam hingga 18,20 persen dibanding tahun 2009 yang lalu 44,87 persen dari total siswa 1.569. Sebanyak 1.780 siswa se kabupaten Sikka yang mengikuti UN 2010 hanya 324 siswa yang dinyatakan lulus sisanya 1.456 tidak lulus, demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Olah raga Kab. Sikka Yohanes Rana SPd, saat di temui Maumere OnLine di ruang kerjanya Senin, 26 April 2010, jam 11.30 Wita di dampingi oleh Kabid Pendidikan Menengah Maria Ance Eting SPd, Mpd.
Anis Rana menyebut hasil UN tahun ini merupakan Tahun berkabung bagi dunia pendidikan Kabupaten Sikka karena hasil yang di capai sangat buruk, dari 16 sekolah penyelenggara tingkat SMA terdapat 2 SMA yang prestasi kelulusan 0% yakni SMAN Bola dan SMA Rokatenda Paga di tambah satu Sekolah Kejuruan SMK Negri 2 Maumere.

Untuk itu Anis Rana selaku Kepala Dinas PPO telah menyiapkan rencana evaluasi dengan para kepala sekolah SMA/SMK se kabupaten Sikka dalam bulan Mei 2010 untuk membahas hasil UN 2009-2010 dan bulan Juni 2010 akan di adakan rapat kerja para kepala sekolah.

Dari hasil wawancara maumere OnLine dengan Kepala SMK Negri 2 Maumere Drs. Kornelis Idi sebelum hasil pengumuman di peroleh informasi bahwa siswa-siswa SMK kelas tiga baru efektif menjalani program Belajar Mengajar pada minggu 3 November 2009 lalu atau 3 bulan sebelum UN. Hal ini disebab karena para siswa baru kembali dari praktek kerja di Pulau Bali dari bulan Juli sampai Oktober 2009 yang lalu. Dengan wajah pasrah Kornelis Idi yang baru setahun menjadi Kepala Sekolah Kejuruan ini mengakui banyak kekurangan dalam fasilitas pendukung belajar mengajar ditambah lagi sejak menjabat hingga saat ini sekolahnya tidak memiliki Bendahara. Hal ini mengakibatkan dana bantuan operasional sekolah dari pemerintah tidak bisa di cairkan, dengan demikian semua keperluan untuk proses belajar merupakan merupakan barang pinjaman atau barang yang sudah tua. SMK Negri 2 Maumere adalah sekolah kejuruan dengan program studi Agrobisnis Perikanan (25 Siswa) dan Nautika Kapal Penangkapan Ikan (13 Siswa).topan

1 komentar:

  1. Semenjak pendidikan di Flores dikendalikan oleh negara,kualitas pendidikan di Flores/NTT terus-menerus merosot.Entah ada faktor kesengajaan atau tidak, kita belum tahu persis. Yang jelas pada masa sebelum Indonesia lahir, pendidikan di Flores/NTT,yang nota-bene dikendalikan oleh misi Gereja Katolik, merupakan pendidikan dengan kualitas terbaik di Indonesia. Tingginya tingkat ketidaklulusan setiap tahun adalah indikasi pembodohan???

    BalasHapus