NANGAHALE, PEMUKIMAN TANPA DRAINASE



Pemukiman relokasi pasca gelombang Tsunami 1992, hingga Januari 2010 telah menjadi sebuah pemukiman yang sangat padat. Informasi data jumlah penduduk yang disampaikan Sekretaris Desa Nangahale Migo Nadja menyebutkan perkembangan jumlah penduduk di dusun ini telah mencapai lebih dari 3.800 jiwa.

Rumah warga di perkampungan pesisir ini dibangun berhimpitan tanpa draynase dan saluran air minum bersih. Warga pada umumnya mengkonsumsi air sumur dengan kedalaman antara 4 sampai 5 meter. Karena terbatasnya sarana MCK keluarga, warga terpaksa mandi dan cuci langsung di pinggir sumur. “Bukan cuma itu; anak-anak SD yang kehausan saat pulang sekolah ada yang langsung minum air dari sumur,” kata bapak Maluki, guru SDN Gembira Nangahale kepada Maumere OnLine, Senin 8 Februari 2010. Warga pesisir ini juga sebagian masih bertahan pada cara tradisional dalam hal buang hajat. Lantaran ketiadaan MCK sebagian warga pesisir ini memilih lokasi pantai sebagai sasana buang tinja. Boleh dipastikan bahwa kondisi dan pola hidup seperti ini juga mendatangkan berbagai penyakit berbasis lingkungan seperti Malaria, Demam Berdarah, dan Diare.

Pemerintah Desa Nanghale sudah lama menangkap singnyal akan datangnya penyakit berbasis lingkungan dimaksud. Sejak dua tahun anggaran terakhir, mereka mengusulkan pembangunan draynase dan pengadaan air minum bersih sebagai sektor prioritas atau P1. Bapak Niko, tokoh masyarakat setempat menjelaskan bahwa draynase dan air minum bersih tetap menjadi prioritas dalam usulan ke Musrenbang kali ini. “Kami akan usul terus-menerus sampai pemerintah melalui dinas terkait dan DPRD buka mata bahwa inilah persoalan yang kami hadapi dari tahun ke tahun,” tegas Niko di sela pelaksanaan Musrenbang Kecamatan Talibura, Selasa 9 Februari 2010. Baik draynase maupun jaringan air minum bersih tidak mungkin bisa didanai dari APB Des, karena dana itu terbilang kecil sementara masih banyak kepentingan pembangunan desa yang harus dikerjakan,” kata Niko menambahkan. Ia mengharapkan usulan ini bisa didanai APBD II atau sumber dana lain termasuk bantuan pemerintah Provinsi NTT.

Saat berkunjung ke kampung Nangahale (8/2/2010), Maumere OnLine tidak menemukan satupun saluran air di pemukiman tersebut. Pemukiman padat rumah dan padat penduduk ini terkapling dalam 10 blok (blok A – J) pada areal seluas 200 x 150 meter persegi. Pada areal ini terdapat beberapa lokasi genangan air hujan yang menjadi sarang nyamuk. Sanitiasi lingkungan yang rada buruk ini mengakibatkan terjadi 4 (empat) kasus DBD sepanjangg Januari hingga awal Februari 2010.

Hingga akhir pelaksanaan Musrenbang kecamatan Talibura hari pertama (9/2/2010), usulan warga kampung Nangahale yang tetap bertengger di posisi P1 ini belum juga dibahas. Pada hari kedua, Rabu (10/2/2010) pelaksanaan Musrenbang ini akan dihadiri SKPD kabupaten Sikka. Apakah ada suara hati yang masih seiring dengan harapan dan kebutuhan warga kampung pesisir Nangahale ? Kiranya mimpi buruk corat-coret itu tak sudi datang.(EL)

4 BALITA DI DUSUN NANGAHALE DIRUJUK DARI PUSKESMAS WATUBAING DIRUJUK ke RSUD TC HILLERS
Empat warga di dusun Nangahale, desa Nangahale yang terkena demam berdarah akhirnya dirujuk ke RSUD TC Hillers Maumere setelah dirawat intensif di Puskesmas Watubaing. Bidan Polindes Nangahale Ludgardis Fina yang ditemui Maumere Online pada hari Senin 8 Februari 2010 belum bisa dimintai keterangan karena sedang sibuk mengambil sample darah dari 375 murid SDN Gembira Nangahale bersama dua petugas medis lainnya dari Puskesmas Watubaing, Isnaheny Kosinda dan Donatus D. Dona.

Stephanus Cawa, Kepala SDN Gembira mengatakan bahwa faktor kesehatan lingkungan di dusun Nangahale dengan perumahan yang padat penduduk selalu jadi masalah teristimewa Demam Berdarah.
Stephanus mengatakan, Wabah Demam Berdarah selalu terjadi di dusun tersebut pada setiap musim pengujan.
Karena itu kata Steph, ia bersama rekan gurunya selalu mengambil langkah antisipasi dengan melakukan bakti kebersihan lingkungan sekolah.

Abdang, Wakil Kepala SDN Gembira membenarkan tindakan dan langkah tersebut. Ia mengatakan, kami melakukan hal yang sederhana saja seperti yang dihimbaukan oleh Kepala Puskesmas Watubaing atau Kepala Denas Kesehatan Kabupaten Sikka; yakni menguburkan kaleng-kaleng bekas yang mejadi sarang berkem bang biaknya nyamuk Aedes Egypte. Sebaliknya Abdang mengatakan, meskipun para siswa sudah diarahkan demikian, namun orang tua atau keluarga mereka masih belum peduli terhadap tindakan-antisipatip yang telah dipraktekkan di sekolah.

Menyusul 4 kasus terakhir, Imam dan pengurus Masjid Nangahale pada hari Sabtu, 6 Februari 2010 lalu telah menyampaikan himbauan dari Kepala Puskesmas Watubaing tentang upaya dan partisipasi yang harus dilakukan warga agar bisa terhindar dari serangan Demam Berdarah Dengue.(El+vem)

3 komentar:

  1. melihat kondisi nangahale lewat wacana ini...saya turut prihatin akan musibah ini...ini perlu di lakukan sanitasi permukiman sarana dan prasarana umum... sayangnya sampe sat ini mash berlaku cara konvensional...saran saya jangan biarkan masalah ini berlarut-larut ....mari kita galakan cinta lingkungan berwawasan kesehatan.....

    BalasHapus
  2. wow...wow...bravo...viva...proviciat...sukses buat-kemiskinan,krisis...kepedihan...
    siapakah yg harus MALU atas kondisi ini???

    no coment deh unk kondisi ini.
    pesan saya :
    1. hentikan korupsi mula dari 0.00001 rupiah hingga brp rupiah ...
    2. mjd masyarakat hrslah kerja keras menjahi MALAS-LUPA-MISKIN-BODOH ...

    mjd masyarakat,jgnlah terlau berharap pada MANUSIA, ttp berharaplah pada TUHAN.mjd masyarakat harus kreatif dng alam sekitar, jgn menunggu program pemerintah-LSM dll.hny akan menyaitkan....

    maju terus masyarakat flores, PEMERINTAH(PNS dll) RENUNGKAN!!!!GERAK!!!!
    mjd PNS adlh PANGGILAN unk tugas PELAYANAN kpd MASYARAKAT & NEGARA. Adakah kaian (PNS) merasa ada beban moral? adakah se org PNS saja, yg baca WEBSITE ini????

    terima kasih
    Tuhan Memberkati

    BalasHapus
  3. Mau bilang apa lai......Walaupun ada dana buwt Rakyat Miskin,PERCUMA ......Bos2 yang diatas pada "MUKA DUITAN".walau pun ada yang Peduli itu pun cmn segelintiran Org....Mana KUat!!!! Sebenarnya Dana tu dari masyarakat Buat masyarakat Atau Dari Masyarakat buat OM BOS.????? klo soal kampanye ngomong sna sini OM BOSS jagonya,Tpi REALISASINYA of besar.....

    Saran saya sich.....Yng penting ada kesadaran dari masyarakat saja supaya mau berkembang,mau berusaha,mau maju,mau Hidup SEHAT,mau mandiri...saya yakin PASTI BISA....Low soal HIDUP SEHAT tu awalnya harus dri dalam diri,to ja...tpi low Pribadi ja tdk sehat mana mukin masyarakt biasa sehat????????

    EPANG GAWANG,

    MARI BERSAMA,BERPEGANGAN TANGAN,QTA BANGUN SIIKKA PADA UMUMNYA DAN NANGAHALE PADA KHUSUSNYA KE HIDUP YANG LEBIH BAIK KE SIKKA MORET EPANG......SUKSES.

    BalasHapus