ABRASI LANDA PANTAI PAGA


Maumere

101 KK masyarakat Kecamatan Paga terpaksa mengungsi setelah rumah mereka dilanda gelombang laut setinggi antara 0,5m hingga 1m pada hari Senin dan Selasa dinihari (1-2 Februari/2010). Demikian yang dirilis Harian Flores Pos pada Rabu, 03 Februari 2010.
para pengungsi sementara menempati kantor Camat Paga dan Kantor Desa Paga karena rumah mereka digenangi air laut. Sekitar 21 unit rumah di Desa Paga dan 23 unit di Desa Mbegu-Maulo,o digenangi air laut serta kompleks sekolah Alvare Paga.

Sementara itu Wakil Bupati Sikka Wera Damianus yang meninjau langsung ke lokasi kejadian pada hari Selasa Siang mengatakan bahwa dari informasi data yang diterinma pihaknya terdapat 21 rumah warga yang rusak berat dan 23 rumah warga terancam rusak di tambah tembok pengaman Lembaga Pendidikan Alvares Paga.

Wera Damianus yang datang ke lokasi bersama rombongan Pimpinan SKPD kabupaten Sikka, telah menginstruksikan kepada Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sikka, Kadis Pekerjaan Umum dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk melakukan koordinasi dengan berbagi pihak dalam menyalurkan bantuan darurat serta melakukan Perencanaan pembangunan kepada penggungsi.

Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sikka (BPBK) yang dipimpin Simeon menjelaskan kepada wartawan bahwa diperkirakan sekitar 140 KK yang di landa gelombang pasang dengan rincian desa Paga 115 KK, Desa Mbegu 25 KK dari jumlah kepala keluarga tersebut, delapan kepala keluarga mengungsi ke Kantor Desa Paga, sembilan kepala keluarga mengungsi ke rumah keluarga atau penduduk sekitarnya. Sementara sisanya memilih bertahan dirumah walau kondisi rumah sudah tidak memungkinkan lagi untuk didiami. Untuk bantuan darurat BPBK telah mendrop 700 kg beras serta makan dan minuman lainnya ke lokasi. Pemerintah daerah melalui dinas Pekerjaan Umum juga telah melakukan perencanaan pembangunan rumah sangat sederhana untuk korban dan perencanaan penanggulangan abrasi.

Seperti yang dirilis Harian Flores Pos, masyarakat yang diwakili oleh Lodovikus Rasi, Geradus Leta Bete, Krist Lada meminta agar pemerintah membangun tembok yang kokoh, kuat, dan tidak mudah diamburuk abrasi. (FloresPos/topan)

4 komentar:

  1. seharusnya pemerintah sudah merencanakan itu sebelum terjadi bencana seperti itu, jangan peristiwanya sudah terjadinya baru mau di rencanakan!!! sebab kita tahu bahwa daerah pinggir pantai itu rawan sekali dengan musibah baik itu banjir maupun abrasi. trims,.,.!!

    BalasHapus
  2. Aprilius Taurisno Jimmy8 Februari 2010 pukul 01.34

    sebaiknya di lakukan upaya permudaan atau koservatif pada alam pantai paga....Hutan mangrove merupakan salahsatu alternatif yang tepat untuk kelestarian alam dan keberlangsunganhidup masyarakat paga dalam jangaka panjang....saya turut prihatin.!!!

    BalasHapus
  3. ya semua harus introspeksi diri,krn apa yang kurang di desa itu merupakan ganjalan dalam menjalankan roda pemerintahan di kota itu sendiri dan adalah nafas untuk kota yang lagi akan membangun.

    BalasHapus