DBD Kembali Merengut Nyawa

DBD Kembali Merengut Nyawa
MAUMERE, “DBD ini kan sudah endemik di kota ini. Lihat saja jumlah pasien DBD di rumah sakit yang semakin hari jumlahnya semakin meningkat. Namun tindakan pencegahan yang konstruktif, hingga saat ini belum dilakukan,” keluh Bala, Jhon Bala orang tua dari Jacky (9thn) korban Demam berdarah yang meninggal pada Kamis (4/2/2010), sekitar pukul 19.00 Wita dalam perjalanan menuju RSUD TC.Hillers Maumere, demikian yang dirilis Harian Pas Kupang hari Sabtu (6/2/2010).
Keluhan John Bala sebagai orang tua dari korban merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah Kabupaten Sikka yang wilayahnya setiap tahun selalu dilanda epidemik Malaria. Kasus DBD murupakan kasus rutin yang terjadi di kabupaten nyiur melambai ini, kondisi alam yang ekstrim karena perubahan cuaca begitu cepat membantu berkembangnya nyamuk dalam menularkan virus demam berdarah. Dalam tiga bulan terakhir, sejak Desember 2009 hingga Februari 2010, tercatat sudah tiga anak Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur meninggal dunia akibat terserang Demam Berdarah (DBD).

Tiga korban tersebut adalah, Sisilia (5), Aulia (5,3) dan dan Jacobus Jeynaro Bala Putra, alias Jacky (9).
Ayah Jacky, Jhon Bala, menjelaskan, kasus DBD yang terjadi saat ini, sudah seharusnya mendapat perhatian serius dari pemerintah, khususnya instansi yang menangani masalah kesehatan. Karena melihat perkembangan adanya penyakit DBD di Kabupaten Sikka, akhir-akhir ini, semakin meningkat. Bala juga mengharapkan adanya profesionalitas dari petugas kesehatan dalam mendiagnosa setiap pasien yang dirawat. Karena berdasarkan pengalaman dirinya dengan anaknya, saat berkonsultasi ke dokter, pada masa awal anaknya mengalami gejala sakit. Mereka mendapatkan hasil yang menyatakan, anaknya tidak terserang DBD. Namun enam hari pasca pemeriksaan tersebut, Jacky dinyatakan menderita DBD dengan trombositnya mencapai 58 ribu, dan masuk stadium empat. Karenanya, Jacky harus dirawat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante, dan meninggal dunia, Kamis (4/2/2010), sekitar pukul 19.00 Wita, saat dalam perjalanan rujukan menuju ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. TC. Hillers Maumere.demikian dilaporkan Pos Kupang. Bala juga meminta petugas kesehatan agar memberi diagnosa yang baik kepada setiap pasien sehingga peristiwa ini kedepan tidak terulang lagi.Untuk upaya pencegahan, Bala menyarankan agar pemerintah dapat melakukan penyebaran asap (vugin), untuk membunuh nyamuk penyebab DBD pada daerah-daerah yang potensial endemik DBD untuk menghindari korban jiwa sedini mungkin.
“Ini kemarin pagi, sekitar jam 7 pagi baru mereka malakukan penyebaran asap untuk membunuh nyamuk penyebab DBD di sekitar sini, dengan sentralnya mengambil rumah Aulia, yang meninggal bulan Januari lalu, untuk daerah radius 100 meter, sehingga termasuk rumah saya, dan anak saya kemarin pagi masih melihat para petugas melakukan pengasapan tersebut, sebelum meninggal,” kisah Bala kepada wartawan.
Sementara itu, Ketua Wahana Lingkungan Nusa Tenggara Timur (Walhi-NTT), Hery Naif, kepada Pos Kupang, menegaskan, ke depan, program penanganan kasus DBD di Kabupaten Sikka, harus dilakukan langkah-langkah pencegahan secara dini, untuk menghindari jatuhnya korban jiwa seperti yang terjadi saat ini.(Pos Kupang/topan)

7 komentar:

  1. setidaknya sambil menunggu perhatian pemerintah kita bisa memulai memperbaiki drainase, saluran2 air di sekeliling rumah kita saat musim hujan ini.
    soal kesalahan diagnosa, seharusnya RSUD dapat lebih bertanggung jawab dengan mengambil tidakan nyata, menyiagakan personil yang memang mengerti soal DBD.

    thx

    BalasHapus
  2. iya,,hrus dilakukan penanganan sedini mungkin,,,keponakan sy juga meninggal kemarin karena DBD....sedih

    BalasHapus
  3. gila, kapan maumere bsa lpas dari penyakit tahunan ini,.,..,.,musim hujan bukannya sebuah abugrah tp malah jd sarang nyamuk dmana2...
    TETAP WASPADA..

    BalasHapus
  4. Sebenarnya yang menjadi masalah itu bukan pemerintah tetapi masyarakatnya. Pemerintah itu hanya memfasilitasi masyarakat. Kesadaran dari masyarakat sangat diperlukan untuk menangani masalah ini. Karena itu, pemerintah sebagai fasilitator, harus berusaha menumbuhkan kesadaran tersebut. Ada pepatah yang mengatakan, jika ingin mencabut rumput pengganggu, cabutlah sampai ke akar - akarnya agar rumput tersebut tidak tumbuh lagi. Percuma saja kalau pemerintah terus berupaya melakukan pencegahan, tetapi tidak ada kesadaran dari masyarakatnya. Terima kasih.

    BalasHapus
  5. dbd bukan cm tanggung jawab pemerintah tp smua pihak termasuk masyarakat.....pemerintahan harus melakukan program pencegahan n pemberantasan tp itu jg harus didukung kesadaran masyarakat untuk berperilaku bersih dan menjalankan pencegahan dbd spt 3m,abate, pemberantasan sarang nyamuk...spertinya mudah tapi susah dilaksanakan dalam kehidupan sehari2,,, lintas sektoral spt LSM,sekolah2 jg berperan penting...kalo cm berharap dari pemerintah...ya kapan bs menurun angka kejadian dbd...kalo untuk fogging kan cm memusnakan nyamuk dlm jarak 100-200 m, nyamuknya bs kabur dl dan kembali lg ke tempat itu kalo lingkungannya sangat disukai nyamuk aedes aegypti....apalagi fogging tidak efektif kalo sebelum 30 menit, jendela n pintu rumah sudah dibuka....intinya,smua itu harus ada kesadaran dari semua pihak...jangan sudah ada kejadian br ribut.....ga ada artinya

    BalasHapus
  6. dbd bukan cm tanggung jawab pemerintah tp smua pihak termasuk masyarakat.....pemerintahan harus melakukan program pencegahan n pemberantasan tp itu jg harus didukung kesadaran masyarakat untuk berperilaku bersih dan menjalankan pencegahan dbd spt 3m,abate, pemberantasan sarang nyamuk...spertinya mudah tapi susah dilaksanakan dalam kehidupan sehari2,,, lintas sektoral spt LSM,sekolah2 jg berperan penting...kalo cm berharap dari pemerintah...ya kapan bs menurun angka kejadian dbd...kalo untuk fogging kan cm memusnakan nyamuk dlm jarak 100-200 m, nyamuknya bs kabur dl dan kembali lg ke tempat itu kalo lingkungannya sangat disukai nyamuk aedes aegypti....apalagi fogging tidak efektif kalo sebelum 30 menit, jendela n pintu rumah sudah dibuka....intinya,smua itu harus ada kesadaran dari semua pihak...jangan sudah ada kejadian br ribut.....

    BalasHapus
  7. hari gini akses informasi kesehatan sangat mudah untuk diperoleh.......bekali diri untuk lebih 'aware' menjaga kesehatan diri dan keluarga....

    BalasHapus