KERAJAAN KANGAE JATUH KE TANGAN BELANDA

Kangae adalah sebuah kerajaan tradisional, yang didirikan oleh Moa Bemu Aja, seorang keturunan RaE Raja asal dari Banggala-Siam Umalaju (Bangladesh) seputar tahun 900, wilayahnya mencakup wilayah Hook Hewer Kringa, Werang, Doreng, Waigete, Wolokoli, Hewokloang, Ili, Wetakara, Nele, Koting dan Nita, atau disebut Nulan Ular Tana Loran. Kerajaan KangaE mencatat 38 Raja Adat dan seorang Raja Koloni Belanda yakni Ratu Nai Juje (1902-1925).

Pada tahun 1600-an Portugis mendirikan kerajaan Sikka diNatar Sikka dan kerajaan Nita di wilayah Hoak Hewe Nita. Dengan demikian sejak tahun 1600-an Nuhan Ular Tana Loran telah terbagi atas 3 wilayah kerajaan yakni kerajaan tradisional KangaE Aradae, dan 2 kerajaan koloni Portugis yakni kerajaan Sikka dan kerajaan Nita.

Pada tahun 1859 Portugis dan Belanda mengakhiri persengketaan mereka atas tanah jajahan di wilayah Hindia Timur, melalui kesepakatan Lisabon. Portugis menyerahkan Hindia Timur kepada Belanda kecuali Tomor-Timur. Dengan itu Belanda mulai berusaha masuk ke Hindia Timur termasuk Sunda Kecil ( Nusa Tenggara). Namun Belanda masih menghadapi perlawanan dari raja-raja setempat. Kerajaan Sikka dan Nita sebagai koloni Portugis, baru secara resmi diserahkan kepada Belanda pada 11 September 1885. Raja Andreas Jati da Silva dilantik menjadi Raja Sikka. Dan raja Juang Ngaris da Silva dilantik menjadi Raja Nita. Wilayah Kerajaan Sikka yang meliputi Natar Sikka kini bertambah luas dengan masuknya Hoak Hewer Kotin dan Nele ke Kerajaan Sikka. Dengan ini ibu kota kerajaan Sikka dipindahkan dari Natar Sikka ke Nuba Nanga Alok Wolokoli, yang kemudian menjadi Kota Maumere.

Kerajaan KangaE dengan 8 wilayah Hoak Hewernya menolak kedatangan penjajah Belanda ke Nuhan Ular Tana Loran. Karena itu dengan bantuan Raja Andreas Jati da Silva, Belanda mengerahkan pasukan MARSESE-nya untuk menyerang kerajaan KangaE dan daerah takluknya yaitu Kringa, Werang, Waigete, Doreng, Wolokoli, Hewokkloang, Ili, dan Wetakara.

Kisah penyerangan terhadap Kerajaan KangaE itu dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Penyerangan ke Kringa
2. Penyerangan ke Hewokloang
3. Penyerangan ke Waigete
4. Penyerangan ke Natar KangaE
5. Penyerangan ke Werang
6. Tiga Kerajaan dilebur jadi Satu

1. PENYERANGAN KE KRINGA.
Seputar tahun 1893 Pemerintah Koloni Belanda memerintahkan Raja Andreas Jati da Silva untuk menyerang wilayah Hoak Hewer Kringa. Mula-mula diutus 2 orang mata-mata bernama Ramu dan Leba untuk mengintai keadaan dan kekuatan orang Kringa. Tana Puan Gete Kringa bernama Moan Beto mencium bau adanya mata-mata itu maka adiknya Moan Blero diperintahkan untuk membunuh Moan Ramu dan Moan Leba. Tempat kejadian pembunuhan itu sekarang dikenal dengan nama Natar Leba. Karena itu dikirimlah pasukan MARSESE di bawah komando Raja Andreas Jati da Silva, menyerang Kringa. Pertempuran sengit terjadi di dataran Nebe, namun kemudian Moan Beto dan Blero berhasil ditangkap masukan Marsese. Beto dan Blero menyatakan takhluk kepada Belanda dengan membayar rampasan perang berupa batang gading dan gong, serta tanah dataran Nebe.
Perlawanan itu dikenang sebagai Sejarah Perlawanan Beto Blero di Kringa. Mereka telah tiada, namun mereka adalah pejuang lokal yang menolak penjajahan di atas dunia. Mereka mewariskan nilai-nilai kepahlawanan cinta tanah air dan kerelaan berkorban untuk membela nusa dan bangsa. Masyarakat Kringa patut berbangga memiliki pahlawan kemerdekaan tanpa tanda jasa dan lencana perjuangan.

2. PENYERANGAN KE WAIGETE
Pada tahun 1898 Raja Andreas Jati da Silva wafat, maka penyerangan terhadap kerajaan KangaE dialihkan ke tangan penggantinya Raja Yoseph Mbako II da Silva. Seputar tahun 1900 datanglah laskar MARSESE di bawah komando Raja Yoseph Mbako II da Silva ke Waigete. Raja memanggil Tana Puan Gete di Hoak Hewer Waigete bernama Moan Jawa Baoleng. Tana Puan Jawa Baoleng menolak undangan Raja. Maka secara paksa laskar Marsese menjarah 5 batang gading dari rumah Tana Puan Baoleng. Pertempuranpun tak terelakkan, dan pasukan Waigete di bawah komando Moang Baoleng, mengejar pasukan Marsese sampai masuk kota Maumere. Akhirnya Post Houder dapat melunakan hati Moan Baoleng, sehingga beliau menyatakan takhluk.

Perlawanan Tana Puan Gete Moan Jawa Baoleng disebut juga Perlawanan Jawa Umok yang artinya perlawanan Moan Jawa dari Puncak Gunung Api ( Gunung Egon ). Jawa Baoleng seorang pejuang dan pemberani. Beliau punya semangat juang cinta tanah air, memiliki kerelaan berkorban demi nusa dan bangsa. Jawa Baoleng patut dikenang sebagai pahlawan daerah tanpa tanda jasa dan tanpa menyandang lencana kehormatan.

3. PENYERANGAN KE HEWOKLOANG
Seputar Oktober 1902 Belanda minta bantuan laskar dari kerajaan Larantuka. Raja Larantuka mengirim laskar dari Solor, dan menancapkan bendera Belanda di dataran Namang Kewa. Masyarakat Hoak Hewer Hewokloang di bawah komando Moan Raja Juje melakukan perlawanan dan mencabut bendera Belanda. Terjadilah pertempuran sengit di dataran Namang Kewa. Namun akhirnya pasukan Hewokloang terpukul mundur. Sekitar akhir Oktober 1902 pasukan Solor sudah menembus masuk kampunh Heo, Kewa, dan Hewokloang. Rumah-rumah penduduk dibumihanguskan dan pasukan Hewokloang yang ditemukan dibantai oleh laskar Solor. Tinggal kenangan di benak masyarakat Hewokloang ialah Perlawanan Namang Jawa yang artinya Perang melawan orang Jawa da dataran Namangkewa. (Orang Jawa Larantuka)

Darah para pahlawan leleuhur Hewokloang membasahi bumi Hoak Hewer Hewokloang demi cinta Tanah Air dan kerelaan berkorban demi Nusa dan Bangsa. Mereka menjadi bunga-bunga bangsa tanpa tanda jasa dan lencana kehormatan. Semangat dan nilai kebangsaan yang mereka wariskan patut diteladani.

4. PENYERANGAN TERHADAP NATAR KANGAE.
Natar KangaE adalah ibukota Kerejaan KangaE yang pada saat itu diperintah oleh Ratu Keu Nago, Raja Adat ke-38 atau terakhir ( +1876-1902). Setelah menakhlukan Kringa, Waigete, dan Hewokloang, penyerangan mulai diarahkan ke pusat kerajaan di Natar KangaE Hoak Hewer Ili. Menurut tuturan lisan kakek Mitan Nago dan dilanjutkan Om P.Y Bapa, Yosep Jeng, dan Gervasisus Gaing, bahwa penyerangan itu terjadi 2 hari sebelum wafatnya Raja Yoseph Mbako II da Silva. Karena itulah diduga penyerangan terhadap KangaE terjadi pada 26 Nopember 1902. Kisah penyerangan itu masih diwariskan dalam bentuk Duan Moan Latung Lawang sebagai berikut:

Ama Moan Keu Nago - Ayahanda Keu Nago
Ratu reta deri lepo - Ratu pewaris takhta
Raja reta gera woga - Raja penerus suku
Jong Lolong Bako Bait - Kapal armada Bako Bait
Lolong Bait Bako Sikka - Armada pahit Bako Sikka
Ratu Reta Lepo Brinet - Keratuan Sunyi Senyap
Raja reta Woga nelar - Kerajaan kosong melompong

Jong Lolon Bako Bait - Kapal armada Bako yang kejam
Ratu nian dadi nurak - Keratuan porak-poranda
Raja Tana dadi lalang - Kerajaan hancur berantakan
Bewu Kewut Lait Labang - Penuh debu dan sarang laba-laba
Tawa tana pleho waen - Anak tana berkhianat
Rebang bura reba ra - Anjing putih datang menindas
Raja mitan klako kepor - Anjing hitam ketakutan
Gala mitan goen gaet - Tinta hitam tergoreskan
Ia gu demen - Lalu terjadilah
Tawa Tana Nurak Lalang- Bumi asli berantakan

Ratu gala mitan - Keratuan berdasarkan tulisan
Raja mitan leda bura- Kerajaan hitam di atas putih
Ratu Nai gapu api - Raja Nai memanggul senjata
Lau Tuan Kloangpedat - Di hutan Kloangpedat
Waipare Watumilok - Waipare Watumilok
Ratu Nai Juje - Ratu Nai Juje
Ratu lau hera watan- Ratu di pesisir pantai
Raja lau bura Jong- Raja di Kapal orang Putih

Kisah tradisi lisan ini dilengkapi dengan tuturan lisan kakek Mitan Nago sebagai saksi sejarah maka penyerangan terhadap kangaE ini dapat diperjelas sebagai berikut:

1. Pada masa itu Kerajaan KangaE diperintah oleh Ratu Keu Nago Raja KangaE ke-38 (_+1876-1902 ) dan adalah raja adat KangaE terakhir. Seputar 26 Nopember 1902 datanglah ''Jong Lolong Bako Bait''( kapal armada yang dipimpin Bako Bait )
Kapal armada Bako Bait itu memuat laskar MARSESE di bawah komando Raja Yoseph Mbako II da Silva, bertolak dari Maumere menuju Waipare. Dari Waipare Ratu Bako Sikka bersama Moang Nai Juje (saudara sepupu Ratu Keu Nago) dikawal pasukan berkuda menuju markas penyerangan di kampung Bei. Sedangkan serdadu Marsese mulai melakukan penyisiran dua arah yaitu pertama Waipare-Kahat Ili-Detun-KangaE dan ke dua arah Waipare- Natar Werut (Orin Mude), Lihantahon-Paurau-Nitun-KangaE. Bedil berbunyi serempetan, rakyat tunggang langgang berlarian menyembunyikan diri. Di Natar KangaE tinggal Ratu Keu Nago dan beberapa pengawalnya yang setia. Sama sekali tidaka ada perlawanan dari Ratu Keu Nago agar tidak terjatuh banyak korban. Ratu Keu Nago menyarahkan diri dan menyerahkan tongkat kerajaan , mahkota lado balik, dan medali Wuli Jedo kepada Saudara sepupunya Moan Nai Juje. Ratu Keu Nago dituntut membayar rampasan perang berupa gading dan emas. Konon diserahahkan 30 bala repan (gading sedepa ) dan emas 30 sodu (tas dari anyaman daun lontar ). Tidak terhitung gading kecil dan emas dari rumah-rumah penduduk dijarah oleh laskar Marsese. Semua MAHE (batu memgalit) wisung diporak-poarandakan. Hanya tersisa ialah sebuah batu sesajen dari geraham Gajah (WATU MAHANG GAHAK AHANG), sebuah arca Budha (WATU DEOT) dan benang tenunan (GORE KAPA BEKOR). Dan harta yang paling indag yang tak dapat diporak-porandakan ialah NARUK DUAN MOAN LATUNG LAWANG sebagai warisan turun termurun. Ratu Keu Nago dilucuti bahkan diperlakukan secara kasar/ditempeleng oleh Ratu Bako. Ratu Bako Raja yang pahit (kejam). Ratu Keo Nago hanya menatap wajah Ratu Bako dengan tenang dan senyum, sambil bibirnya kimat-kamit. Tidak diketahui apa yang dikatakannya. Pada 27 Nopember 1902 Ratu Bako menuju Leku. Malamnya beliau terserang sakit perut. Besoknya 28 Nopember 1902 dalam perjalanan menuju Bola Raja Don Yosephus Mbako II da Silva menghembuskan nafasnya yang terakhir.

2. Kapal armada Bako Bait telah membuat Kerajaan KangaE hancur berantakan melalui sebuah politik adu domba antara Ratu Keu Nago dengan sepupunya Moan Nai Juje sehingga Belanda dapat menguasai dan menjajah Kerajaan KangaE melalui kontrak Korte Verklaring yang ditandatangani pada 8 Desember 1902.

Colonial Portuguese Fortress of Solor

3. Raja Nai Juje menjadi Raja Koloni Belanda berdasarkan sebuah Kontrak Korte Verklaring(= Sebuah kontrak perjanjian pendek yaitu memberi monopoli dagang bagi Belanda) dan mengakui kedaulatan Belanda atas Kerajaan KangaE Raja Nai Juje menjadi Raja KangaE ke-39 dan satu-satunya Raja Koloni Belanda di Kerajaan KangaE. Beliau memerintah Kerajaan KangaE dari 8 Desember 1902 sampai dengan 14 Nopember 1925. Kerajaan KangaE menamatkan riwayatnya karena 3 kerajaan di wilayah Onderafdeling Maumere (Sikka, Nita, dan KangaE) dilebur menjadi satu dengan nama Kerajaan Sikka dengan Rajanya Don Yosephus Thomas Ximenes da Silva.
Kerajaan KangaE adalah sebuah Kerajaan tradisional yang berkiprah di Nuhan Ular Tana Loran selama kurang lebih 1025 tahun (900-1925) dengan memiliki 39 Raja yang masih dapat dituturkan secara utuh dan kronologis.

5. PENYERANGAN TERHADAP WERANG
Sejak 8 Desember 1902 kerajaan KangaE secara resmi takhluk kepada penjajah Belanda dengan ditandatangani kontrak Korte Verklaring oleh Ratu Nai Juje. Rupanya penandatanganan kontrak Korte Verklaring itu berkaitan dengan kesepakatan perbatasan wilayah Onderafdeling, yang berdampak terhadap batas-batas wilayah kerajaan.

Nederlands: Foto. Portret van een groep mannen...

5.1 Perbatasan Onderafdeling Maumere dan Flores Timur
a. Wilalyah Muhan dari Kerajaan Larantuka Onderafdeling Flores Timur ditarik masuk distrik Kringa/Kerajaan kangaE/Onderafdeling Maumere.

b. Wilayah Hewa dari distrik Werang Kerjaan KangaE/Onderafdeling Maumere ditarik masuk ke Kerajaan Larantuka/Onderafdeling Flores Timur.

5.2 Distrik Doreng dan Wolokoli masuk Kerajaan Sikka wilayah Hoak Hewer Doreng dan Wolokoli ditarik dari kerajaan KangaE dan dimasukkan ke Kerajaan Sikka, dengan nama Wilayah distrik Doreng dan Wolokoli.

5.3 Perbatasan Onderafdeling perbatasan Maumere dan Ende

a. Pulau PaluE, wilayah Bu-Mbengu, dan Mego Wena ditarik dari kerajaan Lio Lise dan dimasukkan ke Kerajaan Sikka.

b. Wilayah Mego Wawo (Magepanda) ditarik dari kerajaan Lio Lise/Onderafdeling Ende dan dimasukkan ke kerajaan Sikka/Onderafdeling Maumere.

Meskipun demikian seorang perempuan dari wilayah Krowin (Kringa Werang) bernama Dua Toru yang adalah Tana Puan Gete di Hoak Hewer Werang, masih terus menolak kedatangan penjajah Belanda. Raja Nai Juje diperintahkan Belanda untuk menyerang parlawanan Werang dibawah komado Dua Toru pejuang dari Werang itu. Tentara Warsese mulai menyisir rumah penduduk mulai dari Nangahale, Tuabaao, dan Natamage. Rakyat berlarian, rumah penduduk dibumihanguskan. Di Tuabao terjadi pertempuran sengit antara pasukan Marsese dengan Pasukan Dua Toru. Seputar bulan Agustus 1912 Dua Toru tertembak peluru yang menembusi dadanya. Pasukkan Werang lari berhamburan menyembunyikan diri. Sebagai rampasan perang dataran Nangahale diserahkan menjadi milik Belanda.
Dua Toru seorang perempuan Krowin (Tana Ai) telah menunjukan kesetaraan gender, menjadi pejuang dan pemberani yang sungguh mencintai Tanah Air dan rela berkorban demi nusa dan bangsanya di Werang.
Dengan demikian sejak tahun 1912 Belanda telah secara penuh menguasai Wilayah Nuhan Ular Tana Loran dan ditambah PaluE, Lio, dan Muhan.

6. Tiga Kerajaan Dilebur Jadi Satu Kerajaan.
Seputar tahun 1925 Raja Nai Juje dari kerajaan KangaE dan Raja Don Yuan da Silva dari Kerajaan Nita, sudah memasuki usia yang lanjut. Belanda ingin melakukan penghematan biaya, maka diambillah langkah kebijakkan, untuk melebur 3 kerajaan Sikka, Nita, dan KangaE menjadi satu Kerajaan saja. Ratu Nai Juje dipensiunkan setelah memerintah Kerajaan KangaE selama 23 tahun (1902-1925). Raja Don Yuan da Silva dipensiunkan setelah memerintah Kerajaan Nita selama 16 tahun (1909-1925). Kini hanya ada satu kerajaan di wilayah Onderafdeling Maumere, dengan Rajanya Don Yosephus Thomas Ximenes da Silva, yang dilantik pada 14 Nopember 1925.

Dan sejak itu tamatlah riwayat kerajaan kerajaan KangaE dan Nita.
Kewapante, 15 Mei 2011 oleh LONGGINUS DIOGO

*) Foto MaumereOnLine/wikimedia.org

10 komentar:

  1. L.S.; Later it wouild be interesting to know more about it.If you also publish in English,than also foreign reserchers can cimment about it.I am very interested in a list of rajas of KangaE ca. 1800-1920 and more exact info,who then were the dyanstychioefs and when died.Who is now the dynastychief of KangaE?Also still try to find out,who is now the raja of Nita?Thank you for all. Salam hormat: DP Tick gRMK/ http://kerajaan-indonesia.blogspot.com facebook:Donald Tick

    BalasHapus
  2. mengapa dizamannya saya SD tidak ada pelajaran sejarah tentang sejarah leluhur yang seperti ini. leluhurku pahlawanku.
    menyesal sekali saya menghormati pahlawan luar flores(Flobamora)

    BalasHapus
  3. Ceritera sejarah yang cukup menggugah masyarakat maumere ... lebih kepada generasi muda maumere dan khususnya kepada orang kangae.

    Berbicara sejarah adalah suatu yang lampau. Menceriterakan kembali. Dalam menceriterakan kembali ini, aspek benar dan tidak benar bisa jadi fifty fifty.
    Biasanya tergantung pada siapa yang berceritera, arah ceriteranya mau menokohkan siapa .... ?

    Longginus Diogo sebagai penulis ceritera diatas, harus memperkenalkan diri ...... who you are .... apa kompetensi kamu, sehingga menulis ceritera ini untuk dikonsumsi masyrakat luas.....
    Sumber dari mana, Sdr Longginus Diogo menulis ceritera ini ........

    Mudah mudahan ceritera ini tidak bersumber hanya dari saudara saudara dekat Longginus Diogo ... ( ceritera lisan ) untuk mengkultuskan keluarga tertentu ....... dan mendiskreditkan keluarga tertentu ......

    Hal ini perlu supaya esensi ceriteranya tidak bersifat subyektif tetapi kepada penyampaian fakta kebenaran sejarah.

    Demikian komentar saya. Saya cukup tertarik dengan ceritera - ceritera sejarah bangsa kita, termasuk ceritera kerajaan Kangae di Flores.

    Kepada Longginus Diogo, tetaplah menulis dengan lebih obyektif, dan lebih melibatkan semua keluarga besar asal kangae ... supaya menjadi ceritera sejarah yang benar.... bagi anak dan cucu cucu orang kangae di kemudian hari .....

    Thank's

    BalasHapus
  4. dalam dokumen sejarah baik yang ada di Negeri Belanda maupun tulisan sejarah, kita ketahui bahwa kerajaan Kangae di bentuk pada tahun 1902 dengan raja pertamanya Ratu Nai.. kita tidak pernah mendengar ada raja-raja dari kerajaan Kangae lainnya dan baru sekarang terdengar.. adakah sumber sejarah tertulis yang bisa memperkuat keabsahan cerita sejarah dari bapak Longginus diogo?

    BalasHapus
  5. Menurut informasi yang kami dapat dari kecematan Kangae, Ratu Nai sebagai Raja kerajaan Kangae, memiliki 4 putra yakni, Moan SINO, Moan MANA, Moan BAKO dan Moan RAJA LEWA.
    Salah seorang turunan Ratu Nai, kini menjabat Camat Kecamatan Kangae, yakni JEL RAJA LEWA ( Putra sulung dari TITUS RAJA LEWA, cucu dari Moan Raja Lewa yang adalah putra bungsu Ratu Nai ).

    Demikian yang kami ketahui sedikit tentang Ratu Nai.
    Mohon informasi lebih banyak lagi tentang Ratu Nai, sebagai Raja Kerajaan Kangae, supaya diketahui publik ....terlabih buat masyarakat Kangae khususnya, dan masyarakat Maumere pada umumnya.

    Bapak Longginus Diogo, kami menunggu informasi yang lebih banyak tentang kerajaan kangae ....berikan informasi yang benar, akurat dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah ...................

    Thank's

    BalasHapus
  6. SAUDARA KADI YANG TERHORMAT

    Terima kasih atas komentar Anda tertanggal 4 agustus 2011, tentang Sejarah Kerajaan Kangae. Dengan ini saya menanggapinya sbb:

    1. Tentang Benar dan Tidak Benarnya Ceritera.

    Dalam mendulang data dan merangkaikata dalam penulisan sejarah, seorang Penulis akan menghadapidi lema, antara kekaguman subyektif terhadap tokoh tertentu, dengan obyektivitas kesan, yang tak boleh buta terhadap sisi gelap yang dialami tokoh tertentu itu.
    Kisah Kerajaan Tradisional Kangae Aradae, tidak bermaksud, mengkultuskan keluarga tertentu dan mendiskreditkan keluarga lainnya. Tujuan utama saya adalah mengangkat jejak sejarah Kerajaan Kangae, yang terpendam selama ribuan tahun lebih, serta menduduk letakan Sejarah Kerajaan Kangae, dalam relnya yang benar, wajar, dan utuh, setelah digerogoti eksistensinya melalui beberapa buku sejarah lokal di Kabupaten Sikka. Tulisan – tulisan saya dalam http ( web side ) ini hendaknya di baca oleh Anda secara utuh.
    Sebagai makhluk yang fana pasti terdapat kesalahan dan kekeliruan teknis. Saya yakin tidak ada pembelokan fakta sejarah atau manipulasi sejarah.


    2. Tentang Wou you are…?

    Inilah aku Longginus Diogo, lahir di Lihatahon / Ili pada 10 Juli 1935. Pensiunan Guru, sekarang tinggal di Kewapante, desa Namangkewa, Kecamatan Kewapante. Dalam kaitan dengan Sejarah Kerajaan Kangae, Saya adalah cicit dari ratu Nago Golaeng, Raja Kangae ke -37 ( ± 1850 – 1876 ), dari garis keturunan perempuan. Secara tradisi, warisan kisah tradisi lisan, biasanya diturunkan kepada garis keturunan perempuan ( PU LEPO LABAN – PALEK WANG GETE ). Dengan demikian saya mendapat amanat untuk mengangkat dan meneruskan Sejarah Kerajaan Kangae bagi Generasi Penerus.

    Kompetensi saya adalah pewaris, pemerhati, dan peduli akan sejarah dan budaya lokal Kabupaten Sikka. dengan standar pendidikan SLTA saya geluti sejarah dan budaya lewat, mendengarkan, menyaksikan, membaca, dan menulis. Saya menulis Sejarah Kerajaan Kangae ini dengan modal kompetensi alamiah, niat, dan keberanian mengungkap pendapat.
    Sekian sekedar tentang aku Longginus Diogo.

    3. Tentang Sumber Sejarah.

    Sumber Sejarah bisa ditimba dari Sumber Lisan dan Sumber Tertulis. Di Indonesia sejak tahun 1970 sudah digunakan sumber lisan untuk penulisan sejarah. Berkat dorongan itulah saya dapat banyak menulis, baik lewat buku, media surat kabar, dan internet.dalam http ( web side ) ini ada banyak tulisan saya mengenai sejarah lokal di Kabupaten Sikka, khususnya Kerajaan Kangae.

    4. Bila Anda merasa terdiskreditkan oleh tulisan – tulisan saya, dengan senang hati saya menantikan paparan Anda seutuhnya.

    Terima Kasih !!!

    Kewapante, 13 Desember 2011

    LONGGINUS DIOGO

    BalasHapus
  7. membuka cakrawala sejarah lokal yg tidak terkuak..
    epang gawan..

    BalasHapus
  8. Bapak Longginus Diogo,terimah kasih atas tulisannya karena dengan tulisan ini kami bisa, dapat belajar dari sejarah yang Bapak tuliskan tersebut.

    Terimah Kasih.

    BalasHapus
  9. mohon maaf ikut nimbrung di website ini.informasi yang sangat membantu mengenal sejarah daerah.Ada satu pertanyaan saya yang sampai saat ini belum saya peroleh, yakni kekayaan dialek di kabupaten sikka dimana hampir setiap desa memiliki dialek yang berbeda. Apakah ini juga berkaitan erat asal usul etnik di kabupaten sikka yang boleh jadi berasal dari daerah yang berbeda?mohon bantuan informasi sejarahnya. Mungkin Bapak longginus bisa sedikit memberi informasinya.epang gawan

    BalasHapus
  10. sy sngat senang membaca sejarah kerajaan kangae.....dulu waktu sy masih SD sy hanya mendengar certa dari bpak sy.....kampung sy d detung....skrang sy berdomisili d Kota Malang...sy bangga menjadi orang Meken Detung ( Medeng )....ternyata kerajaan Kangae bagian yg sngat berpengaruh dlm sejarah kabubaten Sikka....n ternyata wilayah kerajaan Kangae sangat luas......epan gawan bapk Longginus.....klu bsa bahasa latung lawangx tambah bnyak, karena sy sngat tertarik belajar bahasa latung lawng dua moan tanah nulun....setidakx ami genrasi muda msih bisa latung lawang.....sekli lg epan gawan..n klu newan sejarah kerajaan kangae lbih bnyak lgi d gali utk sumber2....

    BalasHapus