Hutan Ilinmedo Egon Jadi Hutan Cadangan Masyarakat



Maumere,Gunung Egon selama ini di kenal sebagai Gunung Berapi Aktif yang cendrung menyimpan bahaya bagi masyarakat disekitar kawasan Egon bahkan sampai ke beberapa wilayah disekitar lokasi. Bahaya letusan dan semburan asap panas sering diwaspadai, bahkan beberapa waktu lalu status awas sempat diberikan oleh pemerintah dari posko pemantau. Namun di luar bahaya tersebut ternyata Gunung Egon menyimpan banyak manfaat, diantara tingkat kesuburan tanah untuk pertanian dan perkebunan. Selain itu gunung Egon juga ternyata memiliki kawasa hutan yang luasnya mencapai 19.456,80 ha. Dengan luas wilayah hutan ini banyak manfaat yang bisa diambil oleh masyarakat sekitar wilayah kawasan hutan dengan mengelolanya secara baik.
Untuk itu beberapa pihak di antaranya Lembaga Advokasi dan Pendidikan Kritis (Ba’pikir), PBH Nusra, Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif, Wahana Tani Mandiri, Yayasan Pelita Rakyat, dan Walhi mengelar Seminar dan Lokakarya dengan tema “Rekonstruksi Ide Pengelolaan Hutan berbasis Masyarakat di Kabupaten Sikka” yang berlangsung di di Aula LK3I Maumere, Sabtu (09/04/2010).

Kegiatan ini di danai oleh Global Environmental Fund (GEF). Ketua Panitia Fransesko Bero menjelaskan tujuan digelarkannya seminar dan semilokakarya ini di antaranya untuk membangun kesepakatan bersama mengenai upaya penyelesaikan konflik, pengentasan kemiskinan dan penyelamatan hutan, restrukturisasi dan reorganisasi Forum Multi Pihak pengelolaan hutan berbasis masyarakat di Kabupaten Sikka, dan menyepakati rencana aksi.

Sementara itu Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang dalam sambutannya saat membuka kegiatan ini mengatakan Pemerintah Kabupaten Sikka telah mengusulkan ke Kementrian Kehutanan agar kawasan hutan Egon Ilinmedo seluas 19.456,80 ha ditetapkan sebagai cadangan areal hutan kemasyarakatan. Upaya ini sebagai salah satu apresiasi Pemkab Sikka yang memberi ruang dan peran serta kepada masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan.

Bupati Sosimus menjelaskan program pemberdayaan masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan, khususnya bagi masyarakat di dalam maupun di luar sekitar kawasan hutan terus dilaksanakan melalui berbagai program dan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan yang konsep pelaksanaannya dengan pola bantuan langsung masyarakat.



John Bala, Direktur Ba’Pikir yang juga penanggung jawab program pada kesempatan tersebut menyampaikan berbagai dampak pengelolaan hutan dan permasalahan pokok yang terjadi di Sikka di antaranya adanya fakta kemiskinan di dalam dan sekitar kawasan hutan, kerusakan dan pengrusakan hutan, dan lemahnya komunikasi antar pihak pemangku kepentingan.

Kegiatan ini juga menghadirkan beberapa pemateri, di antaranya Kepala Dinas Kehutanan Abdulnatsir Rodja, Viator Parera,Kepala Dinas Pertanian Ir. Simprisius Boseng MM, dan Pater Piet Nong SVD. Selaku moderator Pater Hubert Thomas SVD dan Pater Eman Embu SVD.(top)

 

3 komentar:

  1. Baguslah kalau orang Maumere sadar akan kelestarian dan konservasi alam. Semoga bisa memberikan sumbangan bagi pencegahan terhadap apa yang selama ini dikhawatirkan oleh warga dunia, Global Warming.

    Tuhan Yesus memberkati

    BalasHapus
  2. Baguslah kalau orang Maumere sadar akan kelestarian dan konservasi alam. Semoga bisa memberikan sumbangan bagi pencegahan terhadap apa yang selama ini dikhawatirkan oleh warga dunia, Global Warming.

    Tuhan Yesus memberkati

    BalasHapus
  3. Mengingat topografi tanah Sikka, selain hutan alamiah pegunungan perlu dirancang di Kabupaten Sikka adaya hutan di wilayah pesisir pantai & hutan kota. Reboisasi harus dibudayakan.

    BalasHapus