DI FLORES, ANJING TERUS DI PELIHARA

rabies1

Maumere, Walaupun rabies telah memakan banyak korban di Flores, namun anjing sebagai hewan penjaga yang juga memiliki nilai budaya dan harga jual yang tinggi terus dipelihara dan dikembangbiakan masyarakat.

Demikian ini disampaikan Maria Geong, Perwakilan Dinas Peternakan Propinsi NTT saat memberikan sosialisasi perihal rabies di Wisma Nasareth Nelle, Rabu (10/03/2010) lalu. Acara tersebut dihadiri Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang, Wakil Bupati Sikka dr. Wera Damianus, M.M. Uskup Maumere Mgr. Gerulfus K. Parera serta 83 pastor dan Frater TOP (tahun orientasi pastoral).

Pasalnya anjing oleh masyarakat Flores termasuk hewan pengusir binatang pengganggu dan perusak tanaman perkebunan masyarakat. Selain itu, didaerah tertentu di Flores, anjing juga termasuk sebagai hewan pelengkap dalam sebuah kegiatan adat kebudayaan.

“walau demikian sangat diharapkan agar anjing terus diwaspadai dan diberi vaksin sehingga tidak memakan korban manusia” jelas Geong.

rabies2Rabies disebabkan oleh virus Genus Lyssavirus Rhabdovirus. Virus ini termasuk type mematikan yang masuk melalui luka gigitan dari hewan seperti anjing yang telah mengidap virus tersebut.

Dengan masa inkubasi selama 20 hingga 80 hari dan akan menimbulkan gejala rabies. Sementara kematian terjadi 10 hari setelah mengalami masa inkubasi. Penyebaran virus ini akan dimulai dari tempat gigitan dan menyebar hingga ke otak sebagai penyebab kematian.

Cara mengatasi masalah ini antara lain dilakukan vaksin kepada anjing piaraan, bila terjadi gigitan sesegara mungkin luka gigitan dicuci dengan sabun deterjen pada air yang terus mengalir. Selanjutnya korban segera dibawa ke dokter puskesmas maupun ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis lanjutan.

“ seriusnya bahaya dan masalah rabies ini, para pastor maupun para pemuka agama yang ada di Kabupaten Sikka dan daratan Flores umumnya supaya ikut serta mensosialisasikan ini melalui mimbar “ harap Geong.

Menurut Geong, anjing tidak mungkin dimusnakan sebab akan mempengaruhi ekosistem yang ada. Sebab anjing termasuk hewan penjaga dan pengusir hewan perusak / pengganggu tanaman perkebunan masyarakat.

Menanggapi hal ini Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang mengakui bahwa anjing juga merupakan bagian dari budaya adat masyarakat. Sehingga sebagai hewan penjaga kebun dan teman dari empunya anjing terus dikembangbiakan.

“ namun saya sangat mengharapkan agar masyarakat ikut berpartisipasi memerangi rabies dengan merelakan anjing peliharaan meraka untuk divaksin guna mencegah tertularnya rabies kepada manusia. Baik terhadap orang lain maupun kepada pemiliknya” harap Mitang.

Saat ini Pemerintah Kabupaten Sikka telah melakukan koordinasi dengan aparat kecamatan, desa dan lurah untuk terus memantau dan mengawasi keluar masuk anjing diwilayahnya, termasuk di jalur pelabuhan laut. Pasalnya anjing rabies ini diduga dibawa dari luar Flores untuk diperjualbelikan di Maumere dan daratan Flores. (john oriwis)


 

1 komentar: